Jumat, 18 Juni 2010

terimakasih atas 'tuduhan' anda

Salah tebak yang kira-kira seperti ini ;
“Kamu yang sekolah di situ kan ?”
“Hah ?bukan,”
“Oh ..,”
Seperti halnya salah paham. Awalnya kita tak tau dan hanya bisa menerka-nerka yang didominasi pikian negatif. Tapi saat mengerti akhirnya? Oh belum mengerti, hanya tau... mungkin akan ada seberkas pikiran jernih dibalik berkas lainnya yang masih akan tetap diselimuti kabut prasangka(buruk;red).
Wajar memang, ku akui itu sangat manusiawi. Pun saat saya yang ternyata menjadi ‘kabut prasangka’nya mereka. Ingin rasanya menyalahkan keadaan. Tapi toh waktu sudah memakannya. Mau dikemanakan lagi? Yang saya tau itu hanya Allah mendengar semua curhat saya padaNya malam itu juga. Selagi bingung akan dilarikan kemana perasaan yang sedih ini, aku pun hanya bisa bercerita kepadaNya. Walau lebih banyak diam, dan karena aku tau Dia lebih tau bagaimana aku.
Tak ingin melebihkan sebenarnya. Samaa sekalii tak ingin. Tapi siapa yang tidak nelangsa? Saya dikatakan tak seperti yang saya haturkan. Maaf, kalau anda kira saya seperti udang dibalik piring yang diam-diam menghanyutkan. Tapi saya tidak seburuk yang anda kira.
Perlu diperjelas lagi kalau ini hanya salah paham? Kalau saya tidak ikut jadi pemeran dalam dongeng ini, ketika saya membaca dan mengerti isinya, mungkin saya akan tertawa. Hahaha. Karena itu sama sekali bukan apa-apa..
Oke, kita bicara lebih spesifik lagi.
Saya, dan sahabat saya, yang dia adalah pacar anda, hanya sebagai layaknya sahabat. Yah, anda punya sahabat? Saya kira anda bisa menjawab sendiri argumen saya itu. Mau menyalahkan? Oke, saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membuat anda demikian karena ini. Saya khilaf. Walau sebenarnya kalau anda mau mengerti, dia sangat mencintai anda. Dan saat anda mengeluh tentangnya, tak jarang dia pun cerita dan minta pendapat saya dan bala-bala kurawanya yang lain bagaimana agar anda tetap bisa tersenyum, mengerti tentangnya.
Dan soal message itu,
Dia hanya menanyakan tentang sahabat kami pula, tentang kenapa dia kok jadi ngilang nggak keliatan di facebook?
Selebihnya, saya bisa tunjukan seutuh-utuhnya itu pada anda. Semoga ada kemakluman, dan terimakasih atas perhatiannya.

Tentang pisah itu sebenarnya tak buruk .

Terlintas semua yang ada sekarang dan buat apa itu besok. Tentang semua orang yang aku punya sekarang dan yang begitu sangat aku sayangi mereka semua. Tentang kita.
Inget kata guru matematikaku siang tadi, “berani ketemu, ya harusnya berani berpisah juga,”. Reflek aku bengong sesaat setelah mendengarnya. Mencoba menyerap kata-kata beliau yang lumayan membuatku tersentak dan kemudian berfikir. Bener juga, ada logikanya. Dan mulai dari kalimat itu sang guru melanjutkannya lagi ketentang yang lain, “berani hidup, ya harus berani mati...”. Aku tambah diem. Nengok ke bangku belakang, Aning hanya tersenyum melihatku.
Kalimat itu bisa juga jadi jawaban pertanyaan khalayak yang kira-kira begini bunyinya ; “kenapa kita harus bertemu bila akhirnya dipisahkan?”. Hoho. Terlalu picisan sekali sebenarnya kalimat barusan menurutku. Tapi bagaimanapun juga didalam pikiranku yang cethek ini sempat juga mampir sebagian kata tersebut. Kedengarannya miris sekali. Ohh. (Lebay mode:ON)
Tapi apa kamu tau?
Tuhan menciptakan perpisahan itu karena untuk membuat pertemuannya kembali menjadi begitu indahnya... :)
Semua itu nikmat dariNya. Dan tak lepas ujian juga buat kita.
Semua akan baik-baik saja kalau kamu percaya.

--regards--