Bukan menyalahkan, hanya menyesalkan. Oh tidak, bukan.. bukan penyesalan. Tapi saya hanya ingin menggalau saja.
Setiap waktu itu punya arti. Betul?
Dan tanpa disadari, waktu itu punya masanya masing-masing kok. Waktu kita untuk bangun tidur, waktu kita untuk mengambil air wudlu, waktu kita untuk sekolah, waktu kita untuk latihan, dan waktu kita untuk bermimpi lagi. Waktu kita untuk serius, dan have fun. Waktu kita untuk istirahat. Apakah sudah keliahatan terbagi dengan sendirinya? Sama sekali BELUM.
Kalau tentang rancangan pembagian waktu, saya kira semua orang sudah punya masa waktu mereka sendiri-sendiri. Tapi, saat kita sudah membagi itu dengan hal yang paling penting sekalipun, yaitu denganNya, hal lain mengejar secara sedikit paksa untuk melampauinya dahulu. Lantas, dimana waktu kita gunakan untuk kewajiban?
Walau memang saya lebih suka dengan disiplin acara waktu, tetapi tidak dengan hari ini. Dengan yang seharusnya tepat, tapi tidak jadi karena kewajiban itu. Dan lagi, semua yang kita pilih dan lakukan pasti tetap ada saja resikonya. Jadi, mau apa lagi? Yang pasti jangan cuma diam dengan waktu. Tapi terjanglah itu. Yyaaa \(^o^)/
Acara jam 3. Adzan jam berapa.. setidaknya, Late is better than never.. hehe
ntan-item !
Jumat, 21 Januari 2011
Selasa, 28 Desember 2010
this is 'kewirangan'
Hati-hati saat kamu mengalami kejadian sama dengan ini :
Aku yg udah punya pacar, sempet kepincut sekilas sama temen cowok satu komunitas denganku. Dengan awal yang begitu klise, yaitu smsan. Dia duluan yang mulai setiap saat. Aku akui kita seperti sejalan searah ngobrolnya. Nyambung dan yaah… asyik juga sih. Sampai akhirnya aku mulai ‘sedikit’ merespon perhatian dia yang unyu itu.
Aku sempat cerita ini ke salah satu sahabatku. Dia bilang,”Lho dia kan lagi deket sama *****?” sedikit aku kaget dengernya. Kok aku baru tau ya? Dan sejak saat itu, aku berusaha tidak terlalu ‘gimana-gimana’ lagi. Saat smsan, aku iseng tanya soal ***** ke dia. Did you know? Yah, dia ngeles. Tapi setelah aku pojokan, dia bisa ngaku juga. Masih tapi lagi, dia bilang kalo kemungkinan mereka jadi itu kecil banget. Soalnya -katanya dia- ***** masih ribet banget sama mantannya. Yeah. Anyway, begitulah ceritanya.
Sedikit aku berjalan datar. Mencoba bersikap ‘biasa’ lagi. Semakin kesini semakin menjadi ternyata. Dia mulai menunjukan omongannya yang menjurus padaku. See? Yah. Gombal bisa jadi disebutkan.
Setelah sekian lama aku nggak pernah denger tentang dia dan ***** lagi, dia tetap seperti itu adanya walau dia juga tau bagaimana statusku. Tapi tau lah yang namanya cowok.. gampang sekali menggampangkan.
Sekitar 3 hari yang lalu, dia liburan di kota tetangga dan bermalam di salah satu seniman sana yang kebetulan muridnya ayah. Kebetulan juga aku kenal. Saat dia disana kami bertukar pesan begitu seringnya dan seperti sama sekali tanpa beban. Dia bilang di sana cuma sama temen cowoknya satu yang dia juga temenku. Sampai dia pulang pun, aku berasa ini lebih. See?
Kalau aku jadi dia dan *****, aku akan merasa sangat ‘kewirangan’ tadi. Tau tak, tadi itu si ***** pinjem ni leppy buat nyolokin flashdisknya. Aku ndeket sama anak-anak lain buat liatin foto-fotonya. Pertama, liatin foto-fotonya ***** yang diedit sama ‘dia’ dengan title nama si cowok di bagian bawah foto. Kedua, liatin fotonya dia di sebuah rumah unik, yang aku tanya itu rumah siapa tapi ***** nggak tau. Sampai aku mendadak punya feeling aneh. Terus aku teken-teken, tanyain itu di daerah mana. ***** sepertinya mulai ‘kewirangan’. Akhirnya ***** jelasin kalo itu rumah seniman kota tetangga. Pasnya sesaat sebelum ***** ngomong itu, pas slide foto nampilin foto mereka berdua. Yeah… siapa? ‘dia dan *****. Ada yang mau berpendapat?
Aku yg udah punya pacar, sempet kepincut sekilas sama temen cowok satu komunitas denganku. Dengan awal yang begitu klise, yaitu smsan. Dia duluan yang mulai setiap saat. Aku akui kita seperti sejalan searah ngobrolnya. Nyambung dan yaah… asyik juga sih. Sampai akhirnya aku mulai ‘sedikit’ merespon perhatian dia yang unyu itu.
Aku sempat cerita ini ke salah satu sahabatku. Dia bilang,”Lho dia kan lagi deket sama *****?” sedikit aku kaget dengernya. Kok aku baru tau ya? Dan sejak saat itu, aku berusaha tidak terlalu ‘gimana-gimana’ lagi. Saat smsan, aku iseng tanya soal ***** ke dia. Did you know? Yah, dia ngeles. Tapi setelah aku pojokan, dia bisa ngaku juga. Masih tapi lagi, dia bilang kalo kemungkinan mereka jadi itu kecil banget. Soalnya -katanya dia- ***** masih ribet banget sama mantannya. Yeah. Anyway, begitulah ceritanya.
Sedikit aku berjalan datar. Mencoba bersikap ‘biasa’ lagi. Semakin kesini semakin menjadi ternyata. Dia mulai menunjukan omongannya yang menjurus padaku. See? Yah. Gombal bisa jadi disebutkan.
Setelah sekian lama aku nggak pernah denger tentang dia dan ***** lagi, dia tetap seperti itu adanya walau dia juga tau bagaimana statusku. Tapi tau lah yang namanya cowok.. gampang sekali menggampangkan.
Sekitar 3 hari yang lalu, dia liburan di kota tetangga dan bermalam di salah satu seniman sana yang kebetulan muridnya ayah. Kebetulan juga aku kenal. Saat dia disana kami bertukar pesan begitu seringnya dan seperti sama sekali tanpa beban. Dia bilang di sana cuma sama temen cowoknya satu yang dia juga temenku. Sampai dia pulang pun, aku berasa ini lebih. See?
Kalau aku jadi dia dan *****, aku akan merasa sangat ‘kewirangan’ tadi. Tau tak, tadi itu si ***** pinjem ni leppy buat nyolokin flashdisknya. Aku ndeket sama anak-anak lain buat liatin foto-fotonya. Pertama, liatin foto-fotonya ***** yang diedit sama ‘dia’ dengan title nama si cowok di bagian bawah foto. Kedua, liatin fotonya dia di sebuah rumah unik, yang aku tanya itu rumah siapa tapi ***** nggak tau. Sampai aku mendadak punya feeling aneh. Terus aku teken-teken, tanyain itu di daerah mana. ***** sepertinya mulai ‘kewirangan’. Akhirnya ***** jelasin kalo itu rumah seniman kota tetangga. Pasnya sesaat sebelum ***** ngomong itu, pas slide foto nampilin foto mereka berdua. Yeah… siapa? ‘dia dan *****. Ada yang mau berpendapat?
Sabtu, 11 Desember 2010
just for fun :D
#1
Suatu siang di rumah hijau, ibu sama ais lagi nonton tv.
Ibu : “Is, Afgan penyanyi solo ya?”
Ais :”Bukan, Jakarta…”
Ibu :”?*^!@$&^?”
#2
Ini cerita tentang bagaimana si cowok begitu dahsyat memuji sang cewek yang ditaksirnya (nggombal;red)
Ceritanya ini lagi valentinenan.
Cowok : “Ini buat kamu…,” (sembari mengangsurkan sebuah boneka kepada si cewek dengan muka muna yang dibuat sok imut gitu. Hoek.)
Cewek : “Makasih ya,” (nerima tu boneka dari cowok dengan senyum girang dan ekspresi lebay (bayangin aja fitri tropica;red), lalu buka tas dan ikut-ikut ngasihin boneka juga ke si cowok. Yaelaah.) “ini buat kamu…” (tampangin muka sok imut.)
Cowok : (Masih dengan tampang sok cool) “Aku nggak mau bonekanya. Aku maunya kamu…,” (trus megang tangannya si cewek. Eyaeyaeya.)
#3
Suatu siang lagi di rumah hijau, ais lagi main sama temennya, dan disitu ada mba siti juga asisten ibu yang dulu. Ceritanya waktu lagi bulan puasa yang kami orang serumah suka nonton serial di sctv yang judulnya kiamat sudah dekat. Dan ais lagi cerita soal itu sama temen-temennya. Tapi…
Ais : “Eh, kamu kalo saur sukanya nonton apa? Yang bagus li itu, kiamat sebentar lagii…,”
Mba siti : (Tersentak) “Hah? Sudah…”
Ais : “Hah? Sudah?”
--“
#4
Ceritanya lagi di base camp peserta lomba teater. Para crew dan pemain semua berkumpul. Si pelaku sedang melukis property yang belum selesai dengan posisi ndogrog kaya orang lagi boker.
Pelaku : (nggromet dewek) “Lheh, wetenge nyong lara temen ya. Alah kebelet ngentut maning. Lah ngentut lah yaa, li ora moni ora.”
Anggun yang duduk di sebelahnya si pelaku nengok, trus bilang
Anggun : “Ko si ngomong apa mba? Ka umed-umed dewek?”
Pelaku : “Hah? O-orra… ora papa… hehehe,”
Lalu si pelaku tengok kanan kira melihat sekelilingnya teman-teman lagi pada sibuk sendiri. Yaudah deh dia memberanikan diri untuk…
“BROOOTTT,”
Semua mata tertuju pada si pelaku. Pelaku cengengesan. Ternyata bunyi yaa…
Suatu siang di rumah hijau, ibu sama ais lagi nonton tv.
Ibu : “Is, Afgan penyanyi solo ya?”
Ais :”Bukan, Jakarta…”
Ibu :”?*^!@$&^?”
#2
Ini cerita tentang bagaimana si cowok begitu dahsyat memuji sang cewek yang ditaksirnya (nggombal;red)
Ceritanya ini lagi valentinenan.
Cowok : “Ini buat kamu…,” (sembari mengangsurkan sebuah boneka kepada si cewek dengan muka muna yang dibuat sok imut gitu. Hoek.)
Cewek : “Makasih ya,” (nerima tu boneka dari cowok dengan senyum girang dan ekspresi lebay (bayangin aja fitri tropica;red), lalu buka tas dan ikut-ikut ngasihin boneka juga ke si cowok. Yaelaah.) “ini buat kamu…” (tampangin muka sok imut.)
Cowok : (Masih dengan tampang sok cool) “Aku nggak mau bonekanya. Aku maunya kamu…,” (trus megang tangannya si cewek. Eyaeyaeya.)
#3
Suatu siang lagi di rumah hijau, ais lagi main sama temennya, dan disitu ada mba siti juga asisten ibu yang dulu. Ceritanya waktu lagi bulan puasa yang kami orang serumah suka nonton serial di sctv yang judulnya kiamat sudah dekat. Dan ais lagi cerita soal itu sama temen-temennya. Tapi…
Ais : “Eh, kamu kalo saur sukanya nonton apa? Yang bagus li itu, kiamat sebentar lagii…,”
Mba siti : (Tersentak) “Hah? Sudah…”
Ais : “Hah? Sudah?”
--“
#4
Ceritanya lagi di base camp peserta lomba teater. Para crew dan pemain semua berkumpul. Si pelaku sedang melukis property yang belum selesai dengan posisi ndogrog kaya orang lagi boker.
Pelaku : (nggromet dewek) “Lheh, wetenge nyong lara temen ya. Alah kebelet ngentut maning. Lah ngentut lah yaa, li ora moni ora.”
Anggun yang duduk di sebelahnya si pelaku nengok, trus bilang
Anggun : “Ko si ngomong apa mba? Ka umed-umed dewek?”
Pelaku : “Hah? O-orra… ora papa… hehehe,”
Lalu si pelaku tengok kanan kira melihat sekelilingnya teman-teman lagi pada sibuk sendiri. Yaudah deh dia memberanikan diri untuk…
“BROOOTTT,”
Semua mata tertuju pada si pelaku. Pelaku cengengesan. Ternyata bunyi yaa…
Rabu, 13 Oktober 2010
proudly of you ,gan ! =]
Namanya Irsyad Nuruzzaman. Dia cowok yang pintar, baik, suka menolong dan mungkin juga rajin menabung. *lho?* dan satu, dia sayang banget sama keluarga dan teman-temannya. Anak yang ceria, sampai nyaris ngga terlihat bahwa dia menyimpan cobaan kekecewaan yang membuatku ikut membuka mata hati dan telinga…
Irsyad merupakan salah satu perwakilan sekolah untuk terbang ke Medan sekitar 2 bulan yang lalu untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu Olimpiade Sains Nasional (OSN) with 3 others ; mba shera, fenin, dan …siapa aku lupa. Alhamdulillah Mba Shera dapet medali emas dan Fenin pun menyusul dengan peraknya. Sayang, Irsyad yang sebelum berangkat udah janji dulu sama ibunya bakal berusaha dapetin emas, belum bisa menepatinya.
Jujur, dia begitu sangat kecewa dengan hasil kerja kerasnya sendiri itu. Sambil terisak, dia telepon sang ibu dari Medan sana, mengabarkan hasil pengumuman yang telah diketahuinya dengan sangat berat hati. Karena ia takut selain sudah mengecewakan dirinya sendiri, ia akan mengecewakan ibunya juga, belum bisa memberikan buah tangan berupa medali emas yang telah dijanjikannya itu. Tapi yang namanya ibu memang hatinya begitu mulia dan kasih sayangnya begitu besar tak pernah habis untuk anak-anaknya. Di seberang telepon sana, ibunya ikut tersedu-sedu haru. Menenangkan hati putranya yang sudah berusaha semaksimal mungkin itu untuk tak menangis lagi dan terus mengatakan kata-kata “nggak papa, nak… ibu udah seneng banget kamu bisa ke Nasional…”
Mungkin cerita itu sudah lalu, namun tentang janji mulia itu belum akan pudar.
Pasca 2 bulan OSN, tepatnya kemarin Sabtu tanggal 9 Oktober 2010. Mba Shera dan Fenin dipanggil ke ruang Kepsek. Ternyata mereka menerima surat untuk mengikuti PELATNAS. Irsyad yang diberi tau Mba Shera saat itu juga merasa bingung, kaget, dll. Mereka dipanggil, kok aku nggak ya? Padahal Irsyad itu pengenn banget ikut PELATNAS. Kata Mba Shera, “Irsyad mau ikut? Gapapa sih, tapi makan sama transport ditanggung sendiri,”. Soal biaya, dalam pikiran Irsyad mungkin nggak begitu masalah walau sulit juga. Tapi kalaupun dia ikut atas kemauan sendiri dan tanpa diundang, apa pantas juga? Walau dia juga sebenarnya berhak.
Dari kejadian itu dia mulai merasa down lagi setelah kekecewaannya tak dapat medali saat OSN kemarin. Belum lagi ditambah dengan sikap acuh tak acuh yang diperlihatkan Pak Wi terhadap Irsyad setelah semua itu tadi. Dengan ajakan dari Pak Wi juga untuk ikut mengajar tim OSN angkatan selanjutnya, tetapi setelah kejadian itu juga semuanya diam. Sebenarnya dia bingung, dia itu salah sebesar apa sih dengan tidak ikut menyumbangkan embel-embel juara Olimpiade untuk sekolah ini lalu semua yang pada awalnya membuat dia sampai ke Medan itu jadi berubah pandangan 1800? Dimana apresiasi sekolah terhadap siswanya yang sudah berjuang mati-matian di lapangan??
Dia berusaha untuk mengalihkan pikiran dan perhatiannya pada job kami sekarang yaitu seleksi Osis, tapi itu ia akui sangatlah susah. Dua malam ini dia cuma bisa nangis batin. Dia nggak enak sama ibunya, nggak enak karena dia nggak bisa dapet kesempatan PELATNAS itu. Tapi lagi-lagi ibunya bilang nggak apa-apa… beliau tetap bilang, “ibu uda seneng banget kamu masuk Nasional, Ad…” . Namun Irsyad tetep keukeuh, tetep pengen nebus janjinya itu. Janji emas untuk ibunya…
Dia merasa tambah kehilangan semangat lagi saat setelah lebaran kemarin motivatornya telah berpulang kepangkuan Allah swt., yaitu pakdhenya sendiri. Dia berpikir akan down lagi, tapi aku bilang, kalau kamu kayak gini terus gimana pertanggungjawaban kamu terhadap pakdhe kamu atas motovasi-motivasi yang telah beliau berikan selama ini? Aku bilang, masih ada kami di sini, Ad… doa kamu untuk pakdhemu teruslah kau panjatkan. Kami disini mungkin tak seperti pakdhemu itu, tapi setidaknya kami akan selalu ada kalau kamu butuh motivator
Dan buatlah ini menjadi pengalaman dan pelajaran berharga untuk kamu lebih mengenal hidup. Kamu ini orang beruntung, Dea bilang. Orang beruntung karena punya masalah. Beruntung karena Allah masih sayang sama kamu. Beruntung lagi kalau kamu ngerti, Allah kasih hambaNya cobaan tak melebihi dari kemampuannya melewati cobaan itu.
Kesempatan kamu masih panjang ke depan, gan!
Dan sepertinya kita juga harus mengambil sesuatu yang begitu berharga dari cerita Irsyad ini. Yang namanya berusaha, memang hasilnya cuma Allah yang tau. Kita tinggal tawakal setelah itu. Dan bener-bener nggak ada salahnya bermimpi besar walau itu begitu susah dicapai. Yang namanya membahagiakan orang tua, sama saja membahagiakan Allah. Dan kalau itu belum terwujud, Allah pasti akan senantiasa terus membimbing dan memberi celah untuk menuntunmu jalan menuju yang benar-benar baik untuk kamu tuju. Dan yang namanya penyesalan, kekecewaan, ataupun ketakutan, itu adalah hal-hal yang mengambil kebahagiaanmu. Keceriaanmu. Cobalah belajar dari hal-hal itu untuk kamu kembali bahagia, kembali ceria
Don’t worry be happy
11 Oktober 2010
20.42 Waktu Indonesia bagian Kamarku
Irsyad merupakan salah satu perwakilan sekolah untuk terbang ke Medan sekitar 2 bulan yang lalu untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu Olimpiade Sains Nasional (OSN) with 3 others ; mba shera, fenin, dan …siapa aku lupa. Alhamdulillah Mba Shera dapet medali emas dan Fenin pun menyusul dengan peraknya. Sayang, Irsyad yang sebelum berangkat udah janji dulu sama ibunya bakal berusaha dapetin emas, belum bisa menepatinya.
Jujur, dia begitu sangat kecewa dengan hasil kerja kerasnya sendiri itu. Sambil terisak, dia telepon sang ibu dari Medan sana, mengabarkan hasil pengumuman yang telah diketahuinya dengan sangat berat hati. Karena ia takut selain sudah mengecewakan dirinya sendiri, ia akan mengecewakan ibunya juga, belum bisa memberikan buah tangan berupa medali emas yang telah dijanjikannya itu. Tapi yang namanya ibu memang hatinya begitu mulia dan kasih sayangnya begitu besar tak pernah habis untuk anak-anaknya. Di seberang telepon sana, ibunya ikut tersedu-sedu haru. Menenangkan hati putranya yang sudah berusaha semaksimal mungkin itu untuk tak menangis lagi dan terus mengatakan kata-kata “nggak papa, nak… ibu udah seneng banget kamu bisa ke Nasional…”
Mungkin cerita itu sudah lalu, namun tentang janji mulia itu belum akan pudar.
Pasca 2 bulan OSN, tepatnya kemarin Sabtu tanggal 9 Oktober 2010. Mba Shera dan Fenin dipanggil ke ruang Kepsek. Ternyata mereka menerima surat untuk mengikuti PELATNAS. Irsyad yang diberi tau Mba Shera saat itu juga merasa bingung, kaget, dll. Mereka dipanggil, kok aku nggak ya? Padahal Irsyad itu pengenn banget ikut PELATNAS. Kata Mba Shera, “Irsyad mau ikut? Gapapa sih, tapi makan sama transport ditanggung sendiri,”. Soal biaya, dalam pikiran Irsyad mungkin nggak begitu masalah walau sulit juga. Tapi kalaupun dia ikut atas kemauan sendiri dan tanpa diundang, apa pantas juga? Walau dia juga sebenarnya berhak.
Dari kejadian itu dia mulai merasa down lagi setelah kekecewaannya tak dapat medali saat OSN kemarin. Belum lagi ditambah dengan sikap acuh tak acuh yang diperlihatkan Pak Wi terhadap Irsyad setelah semua itu tadi. Dengan ajakan dari Pak Wi juga untuk ikut mengajar tim OSN angkatan selanjutnya, tetapi setelah kejadian itu juga semuanya diam. Sebenarnya dia bingung, dia itu salah sebesar apa sih dengan tidak ikut menyumbangkan embel-embel juara Olimpiade untuk sekolah ini lalu semua yang pada awalnya membuat dia sampai ke Medan itu jadi berubah pandangan 1800? Dimana apresiasi sekolah terhadap siswanya yang sudah berjuang mati-matian di lapangan??
Dia berusaha untuk mengalihkan pikiran dan perhatiannya pada job kami sekarang yaitu seleksi Osis, tapi itu ia akui sangatlah susah. Dua malam ini dia cuma bisa nangis batin. Dia nggak enak sama ibunya, nggak enak karena dia nggak bisa dapet kesempatan PELATNAS itu. Tapi lagi-lagi ibunya bilang nggak apa-apa… beliau tetap bilang, “ibu uda seneng banget kamu masuk Nasional, Ad…” . Namun Irsyad tetep keukeuh, tetep pengen nebus janjinya itu. Janji emas untuk ibunya…
Dia merasa tambah kehilangan semangat lagi saat setelah lebaran kemarin motivatornya telah berpulang kepangkuan Allah swt., yaitu pakdhenya sendiri. Dia berpikir akan down lagi, tapi aku bilang, kalau kamu kayak gini terus gimana pertanggungjawaban kamu terhadap pakdhe kamu atas motovasi-motivasi yang telah beliau berikan selama ini? Aku bilang, masih ada kami di sini, Ad… doa kamu untuk pakdhemu teruslah kau panjatkan. Kami disini mungkin tak seperti pakdhemu itu, tapi setidaknya kami akan selalu ada kalau kamu butuh motivator
Dan buatlah ini menjadi pengalaman dan pelajaran berharga untuk kamu lebih mengenal hidup. Kamu ini orang beruntung, Dea bilang. Orang beruntung karena punya masalah. Beruntung karena Allah masih sayang sama kamu. Beruntung lagi kalau kamu ngerti, Allah kasih hambaNya cobaan tak melebihi dari kemampuannya melewati cobaan itu.
Kesempatan kamu masih panjang ke depan, gan!
Dan sepertinya kita juga harus mengambil sesuatu yang begitu berharga dari cerita Irsyad ini. Yang namanya berusaha, memang hasilnya cuma Allah yang tau. Kita tinggal tawakal setelah itu. Dan bener-bener nggak ada salahnya bermimpi besar walau itu begitu susah dicapai. Yang namanya membahagiakan orang tua, sama saja membahagiakan Allah. Dan kalau itu belum terwujud, Allah pasti akan senantiasa terus membimbing dan memberi celah untuk menuntunmu jalan menuju yang benar-benar baik untuk kamu tuju. Dan yang namanya penyesalan, kekecewaan, ataupun ketakutan, itu adalah hal-hal yang mengambil kebahagiaanmu. Keceriaanmu. Cobalah belajar dari hal-hal itu untuk kamu kembali bahagia, kembali ceria
Don’t worry be happy
11 Oktober 2010
20.42 Waktu Indonesia bagian Kamarku
Sabtu, 02 Oktober 2010
the secret
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.
Senin, 02 Agustus 2010
My Only One – Mocca
we had a fight last night
and i called him mad
makes me feel so sad
and im so ashamed
he’s my only one
i give him all my love
even though my mom says no!
i just go on and on‚
no ones gonna take him away from me..
everyday and everynight
i just wanna hold him tight
and make sure that everything stays night
and everyday and every night
to dream of him is mu delight and know that
he’ll stay with me all the way
and i called him mad
makes me feel so sad
and im so ashamed
he’s my only one
i give him all my love
even though my mom says no!
i just go on and on‚
no ones gonna take him away from me..
everyday and everynight
i just wanna hold him tight
and make sure that everything stays night
and everyday and every night
to dream of him is mu delight and know that
he’ll stay with me all the way
Senin, 26 Juli 2010
peribahasa apa yang pantas untuk ini ?
dia sahabatku. yah, aku mengakuinya. aku mengakuinya sebagai sahabatku yang jujur memang selalu berubah menjadi dewasa saat ia mengisyaratkan saran-saran ampuh atas semua cerita yang aku utarakan kepadanya. pernah aku menganggapnya sebagai teman yang benar-benar sejalan sepikiran sama aku, karena dia sangat mendukungku saat aku terpuruk menghadapi masalah tinggi karena hati.
nggak perlu ditanya lagi pasti yang sering jadi bahan bisnis curcol ya tentang kaum adam. haha. ya gitulah cewek..
sekitar 2minggu yang lalu, dia minta maaf ke aku. maaf karena aku dengan tidak sengaja papasan sm dia dan mantanku ddepan gerbang sekolah lagi mau pulang boncengan berdua. yg parahnya itu mantan plg baik yg aku rasa. huhu. entah bagaimana ekspresiku waktu itu, yg pasti aku shock berat. ahaha. dikit lebay gpp ah. mereka reflek melihatku nyaris berbarengan, dan senyum girang kepadaku. sekali lagi, entah bagaimana ekspresiku saat itu. yg pasti, aku kaget bangett.
ake mencoba bersikap biasa setelah insiden tadi. sampai dia minta maaf itu. dia cerita semua yg ternyata tu mantanku-cowok bebal-nyebelin-tp ngangenin-lagi ndeketin ni temen gue! dia tau gimana tu cowok sebenernya dari pengalamanku dulu sama tu cowok yg sering aku ceritain. dia juga bilang, dia ngrasa kayaknya nggak lama lagi tu cowok bakal nembak temenku ini. dan dia juga bilang lagi, katanya dia nggak mau nerima dengan alasan dia tau busuknya tu cowok playboy cap ikan asin ,karena dia juga lagi deket sama temen osis kita, dan 1 lagi karena aku (mungkin) ?ohoho. cukup lega? tidak juga. aku sempat bergumam dalam hati, aku pegang kata-katamu itu darla cantik!
setelah sekian hari tak ku dengar kabar darinya langsung, aku iseng buka internet dan semua accountnya. dari kmaren2 aku sempet curiga. si cowok pasang status 'in relationship', dia juga. dan ternytaaa .. dugaanku benar sodara2 -,-'
hh...
mulutmu memang harimaumu.
sekarang mereka jadian dan aku tak tau bagaimana jadinya.
ambillah sajaa bekas pacarkuu~
nggak perlu ditanya lagi pasti yang sering jadi bahan bisnis curcol ya tentang kaum adam. haha. ya gitulah cewek..
sekitar 2minggu yang lalu, dia minta maaf ke aku. maaf karena aku dengan tidak sengaja papasan sm dia dan mantanku ddepan gerbang sekolah lagi mau pulang boncengan berdua. yg parahnya itu mantan plg baik yg aku rasa. huhu. entah bagaimana ekspresiku waktu itu, yg pasti aku shock berat. ahaha. dikit lebay gpp ah. mereka reflek melihatku nyaris berbarengan, dan senyum girang kepadaku. sekali lagi, entah bagaimana ekspresiku saat itu. yg pasti, aku kaget bangett.
ake mencoba bersikap biasa setelah insiden tadi. sampai dia minta maaf itu. dia cerita semua yg ternyata tu mantanku-cowok bebal-nyebelin-tp ngangenin-lagi ndeketin ni temen gue! dia tau gimana tu cowok sebenernya dari pengalamanku dulu sama tu cowok yg sering aku ceritain. dia juga bilang, dia ngrasa kayaknya nggak lama lagi tu cowok bakal nembak temenku ini. dan dia juga bilang lagi, katanya dia nggak mau nerima dengan alasan dia tau busuknya tu cowok playboy cap ikan asin ,karena dia juga lagi deket sama temen osis kita, dan 1 lagi karena aku (mungkin) ?ohoho. cukup lega? tidak juga. aku sempat bergumam dalam hati, aku pegang kata-katamu itu darla cantik!
setelah sekian hari tak ku dengar kabar darinya langsung, aku iseng buka internet dan semua accountnya. dari kmaren2 aku sempet curiga. si cowok pasang status 'in relationship', dia juga. dan ternytaaa .. dugaanku benar sodara2 -,-'
hh...
mulutmu memang harimaumu.
sekarang mereka jadian dan aku tak tau bagaimana jadinya.
ambillah sajaa bekas pacarkuu~
Langganan:
Postingan (Atom)